Minggu, 02 Juni 2019

Teori Pembelajaran Mana Yang Terbaik ?


Proses belajar dimulai sejak manusia masih bayi sampai akhir hidupnya. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap teori belajar. Teori belajar dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan pembelajaran. Dengan memahami teori belajar guru diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang tepat bagi peserta didik.

Teori Belajar Humanistik berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utamanya adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri masing-masing individu. Jadi ada 2 point penting dalam penjelasan di atas yaitu mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan potensi-potensi yang ada dalam diri masing-masing individu.

Teori belajar humanistik memandang proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri, dan belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Penerapan teori humanistik lebih menunjuk pada spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik cenderung menjadi fasilitator bagi para peserta didik untuk memberikan motivasi dan kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik. Guru hanya memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Kita bandingkan dengan Teori Behavioristik yang dalam proses pembelajaran lebih mengarah kepada praktek dan latihan terus menerus dengan harapan peserta didik menjadi terbiasa dalam suatu perilaku yang telah dilatih atau dipraktekkan. Teori behavioristik cenderung mengarahkan peserta didik untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa peserta didik menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Peserta didik diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh peserta didik.

Lain lagi halnya dengan Teori Belajar Kognitif yang disebut sebagai model perceptual, yaitu melatih peserta didik untuk mengoptimalkan dalam memahami terhadap suatu objek. Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku masing-masing individu ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan dirinya. Teori kognitif cenderung melakukan praktek yang mengarah pada kekuatan intelektual peserta didik dan menghasilkan output pendidikan yang kaya intelektual tetapi miskin moral kepribadian.

Perbandingan lainnya adalah Teori konstruktivis yang menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Artinya, guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik tetapi peserta didik juga harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru hanya memberikan kemudahan untuk proses pembelajaran dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi sendiri untuk belajar. Guru ikut aktif bersama siswa dalam membentuk pengetahuan, mencipta makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan memberikan penilaian-penilaian terhadap berbagai hal.

Menurut saya sebagai guru, teori-teori pembelajaran yang telah dijelaskan di atas tidak ada yang mutlak baik, semua pendekatan teori belajar tersebut dapat saling melengkapi. Seorang guru dapat memadukan beberapa  teori tersebut sekaligus dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat penting karena teori pembelajaran menyediakan kosakata dan kerangka konseptual yang bisa digunakan oleh guru untuk menginterpretasi contoh-contoh pembelajaran yang diamati, dan teori pembelajaran menuntun arah peserta didik dalam mencari solusi atas persoalan-persoalan praktis. Tetapi jika berbicara secara spesifik tentang Pendidikan yang Berkarakter, maka pembelajaran berdasarkan Teori Humanistik ini tepat untuk diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah peserta didik merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komputasi bisa diartikan sebagai cara untuk menemukan pemecahan masalah dari data input dengan menggunakan suatu algoritma. Hal ini ialah ...